Metode Valuasi Saham dengan PBV

Bila anda tertarik dengan value investing, tentu sangat khas dengan istilah membeli perusahaan bagus dengan harga murah. Namun, bagaimana caranya mengetahui suatu perusahaan itu bagus dan bagaimana cara mengatahui apakah harganya murah atau mahal? Pada kesempatan ini, penulis akan membagikan metode valuasi saham yang sangat sederhana, namun tentunya sangat efektif dalam menghasilkan profit tebal. Metode ini akan menghitung nilai intrinsik dari suatu perusahaan, tang berarti nilai asset bersih perusahaan saat ini plus akumulasi laba dimasa mendatang. Tapi, sebelumnya mari kita mengenali kriteria perusahaan yang layak kita invest:


1. Only invest in business you can understand

2. Utang berbunga relatif kecil

3. EPS yang konsisten dan bertumbuh dalam 5 tahun terakhir, idealnya tumbuh 10% per tahun

4. GCG yang baik, rutin membagikan dividen di kisaran 40%

5. GPM dan NPM yang tebal disbanding kompetitornya

6. Market Cap > 10T

7. PER dan PBV yang murah


Semua data diatas dapat diperoleh, baik melalui aplikasi RTI, maupun dengan membuka laporan keuangan perusahaan dari website IDX. Setelah mendapat perusahaan yang anda minati, sekarang adalah saatnya kita menentukan harga wajar dari perusahaan tersebut. Tujuan kita adalah menemukan perusahaan dengan MoS (Margin of Safety, yaitu selisih dari harga wajar dan harga market) setidaknya 35%. Berikut langkah mudah yang dapat anda ikuti:


Step 1= Hitung Book Value dengan membagi ekuitas perusahaan dengan jumlah saham beredar

Step 2= Hitung annualized ROE dari perusahaan, dan bagi angka ini dengan 10

Step 3= Bila perusahaannya blue chip, tambahkan nilai berdasarkan nama besar (up to 1) dan likuiditas (up to 0,3). Bila bukan blue chip, skip langkah ini.

Step 4= Kalikan angka pada step 1 dan step 3. Itu adalah perkiraan harga wajar dari saham tersebut

Margin of Safety

Mari kita aplikasikan langsung metode diatas. Sebagai contoh, berdasarkan laporan Q3 2020 GGRM, ekuitas perusahaan adalah 56,58 T dan jumlah saham beredar 1,924 juta. Maka, kita mendapati BVPS (Book Value per Share) adalah 29407. Selanjutnya, kita mendapati ROE GGRM sebesar 13,3%, sehingga angka untuk step 2 adalah 1,33. Dikarenakan GGRM memiliki nama besar (namun sedikit dibawah HMSP) dan cukup likuid, kita tambahkan 0,9+0,2= 1,1 ke skor yang ada sehingga didapat angka 2,43. Dari sini, kita dapat menyimpulkan nilai wajar GGRM adalah 71500. Dengan menggunakan MOS 35%, maka GGRM bisa disebut good value ketika harga dipasaran dibawah 46500. 


Sebagai contoh lain, mari kita coba pada perusahaan second liner yaitu LINK. Dengan cara serupa, kita mendapati BVPS adalah 1592, ROE adalah 20,4% sehingga kita angka untuk step 2 adalah 2,04. Dengan mengalikan kedua angka tersebut, kita mendapati harga wajar LINK adalah 3247 sehingga perusahaan merupakan good buy bila harganya dibawah 2110. 


Untuk penutup, ketika kemarin GGRM mengalami ARB selama 2 hari berturut turut, penulis memutuskan untuk menggandakan posisi pada GGRM, dimana 30% alokasi porto diinvestasikan pada perusahaan tersebut. Tindakan tersebut dikarenakan penulis teringat nasihat Charlie Munger, "Bet big when you have the odds", dimana rumor negatif memberikan kesempatan bagi kita untuk mengakumulasi perusahaan bagus pada harga diskon. Penulis sendiri percaya bahwa bea cukai bukanlah faktor utama yang mempengaruhi emiten rokok, dimana daya beli masyarakat itu sendiri jauh lebih penting. Toh kalau daya beli meningkat, emiten tinggal menaikan harga rokok dan masalah selesai kan? 


Pada artikel berikutnya, penulis akan membahas metode valuasi net-net, yang dipopulerkan oleh bapak Value Investing, Benjamin Graham. Tapi untuk artikel ini, sekian dulu dan semoga bermanfaat.


Salam cuan,

Filbert

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Jatuh Bangun 2023

Dilemma (Case Study)

Artikel KKGI